Segala Hal Tentang VAR (Video Assistant Referee)

Dalam sebuah pertandingan sepakbola, seorang wasit bertugas sebagai pemimpin dan pengadil dalam jalannya sebuah pertandingan. Wasit memiliki hak untuk memimpin dan mengatur jalannya sebuah pertandingan dalam sepak bola dari awal hingga akhir. Namun, perkembangan teknologi baik audio hingga video berperan besar mendukung kinerja wasit dalam menjadi pemimpin permainan sepak bola saat ini.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat tentu akan mempengaruhi seluruh bidang dan aspek, termasuk pada bidang olahraga, khususnya pada ajang persepak bolaan di dunia. Salah satu perkembangan teknologi yang berperan besar dan mendukung kinerja wasit saat ini adalah VAR. Segala hal tentang VAR akan dijelaskan dalam artikel berikut ini.




Apa Itu VAR?

PT LIB Canangkan Penggunaan VAR dalam Liga 1 2021

PT LIB Canangkan Penggunaan VAR dalam Liga 1 2021 | SKOR.ID

Video Assistant Referee atau biasa disebut VAR adalah salah satu perkembangan  teknologi untuk membantu asisten wasit dalam melihat tayangan ulang sebuah insiden dalam permainan sepak bola, sebagai bahan pertimbangan untuk wasit utama. Secara sederhana, VAR diartikan sebagai teknologi yang membantu wasit untuk mengecek ulang apakah keputusan di lapangan sudah tepat atau belum.

Teknologi VAR dapat menganalisa rekaman video pertandingan untuk menunjukkan kejadian di lapangan yang lebih jelas secara berulang-ulang. Keputusan yang dipertimbangkan biasanya adalah pelanggaran dalam kotak penalti, offside, handball, hingga pelanggaran yang berpotensi untuk memberi kartu merah kepada pemain.

Sejarah VAR

Memori Gol Hantu Frank Lampard Di Piala Dunia 2010 Yang Kejutkan Dunia (+Video) | Goal.com Indonesia

Memori Gol Hantu Frank Lampard Di Piala Dunia 2010 Yang Kejutkan Dunia (+Video) | Goal.com Indonesia

Pada tahun 2012, mulai muncul usulan terhadap sistem VAR sebagai respon atas dianulirnya gol Frank Lampard pada Piala Dunia 2010. Pada saat itu Gol dari Lampard tidak dianggap masuk oleh wasit karena dinilai tidak melewati garis gawang. Lalu insiden tersebut menjadi salah satu insiden yang ramai di bicarakan orang-orang dan bahkan tercatat dalam sejarah sebagai “Gol Hantu” atau gol yang tidak pernah ada.

Lalu VAR mulai diuji coba pada liga Belanda selama musim 2012-2013. Setahun kemudian tepatnya pada tahun 2014, Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB) mengajukan kepada IFAB untuk melakukan uji coba secara luas, International Football Association Board (IFAB) sendiri merupakan badan penyusun aturan dari FIFA. Saat itu, mantan presiden FIFA Sepp Blatter secara umum memandang VAR tidak baik sehingga belum meresmikan penggunaan VAR secara internasional. Namun Presiden FIFA selanjutnya, Gianni Infantino memiliki pandangan yang hampir berlawanan dan menyetujui uji coba VAR pada tahun 2016.

Pada tahun 2016, IFAB mulai melakukan uji coba VAR secara intens di beberapa pertandingan profesional. Negara pertama yang menerapkan teknokogi VAR adalah Australia di salah satu pertandingan A-League. VAR kemudian diuji coba pada Liga Konfederasi FIFA 2017 dan Piala Dunia 2018 di Rusia. Akhirnya, pada tahun 2018 juga IFAB resmi memasukkan VAR ke dalam peraturan sepakbola FIFA.

Setelah penggunaan VAR pada A-League di Negara Australia, liga top Eropa lainnya seperti Bundesliga Jerman dan Serie A Italia segera menyusul untuk menggunakan teknologi VAR pada musim 2017-2018. Sedangkan La Liga Spanyol dan Ligue 1 Prancis baru menyetujui teknologi VAR pada musim 2018-2019. Dan Liga terakhir yang menggunakan teknologi VAR adalah English Premier League (EPL)  yang dimulai pada musim 2019-2020.

Meski demikian, tidak semua negara menerapkan aturan VAR dari IFAB secara seragam. Masing-masing liga di dunia memiliki variasi tersendiri dalam menggunakan teknologi VAR. Misalnya, ada perbedaan mengenai jenis insiden apa saja yang boleh dan tidak boleh menggunakan rekaman VAR. Baru-baru ini, FIFA mengumumkan bahwa pihaknya akan menyeragamkan aturan VAR di seluruh dunia. Sejak Juli 2020, FIFA mulai mengambil alih tanggung jawab atas penggunaan VAR. Ke depannya, mengenai aturan soal penggunaan teknologi VAR mungkin sudah akan diseragamkan semua.

Tujuan VAR

Sebagai salah satu perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dunia sepakbola, Teknologi VAR memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.

  1. Meminimalisir Kesalahan Wasit

Munculnya teknologi VAR bermula dari permasalahan terkait keputusan wasit yang dianggap kontroversial. Sebagai seorang manusia, wasit bisa saja membuat kesalahan dan mengambil keputusan yang tidak tepat. Selain itu, ada beberapa jenis pelanggaran seperti offside tipis atau Gol yang memantul keluar gawang yang memang sulit dideteksi oleh wasit didalam lapangan. Wasit utama biasanya akan menemui hakim garis untuk menanyakan pendapat terhadap suatu insiden tertentu. Namun, hal ini juga sering tidak memuaskan. Dengan adanya rekaman yang dibuat oleh Teknologi VAR, kesalahan wasit dalam pengambilan keputusan karena kelalaian diharapkan bisa diminimalisir.

  1. Membuat Pertandingan Menjadi Lebih Adil

Teknologi VAR juga dapat membantu memberikan solusi terhadap keputusan wasit jika terjadi insiden atau pelanggaran yang kontroversial. Keputusan wasit tidak lagi menjadi sangat subjektif namun ada bukti valid yang mendasarinya. Beberapa pihak yakin VAR adalah teknologi yang dapat membuat pertandingan sepakbola di masa depan menjadi lebih terbuka dan adil.

  1. Membuat Pemain Menjadi Lebih Berhati-hati

Dengan adanya teknologi VAR akan membuat pemain berpikir ulang jika ingin melakukan suatu pelanggaran. Terkadang, para pemain berbuat sesuka hati jika merasa jauh dari pandangan wasit. Oleh karena itu ada beberapa insiden yang terjadi dan tidak terpantau oleh wasit atau jauh dari bola (off the ball incident). Jadi IFAB memberikan peraturan yang memungkinkan wasit menghukum pemain jika melakukan pelanggaran yang kejadiannya jauh dari bola atau jauh dari pandangan wasit, namun tetap bisa terpantau oleh Teknologi VAR.

Jenis Pelanggaran yang dapat Diinterupsi VAR

Walaupun Teknologi VAR mampu meminimalisir kesalahan wasit, tidak semua insiden atau pelanggaran dapat diputuskan melalui rekaman VAR. Ada empat jenis pelanggaran yang memungkinkan wasit untuk memeriksa kembali menggunakan rekaman VAR. Dibawah ini adalah empat jenis pelanggaran yang dapat diinterupsi VAR yaitu:

  1. Keputusan terhadap pemberian penalti. Apakah suatu pelanggaran tersebut layak untuk diberi hukuman penalti atau tidak.
  2. Keputusan yang berkaitan dengan gol, khususnya jika ada potensi terjadinya pelanggaran sebelum gol itu terjadi. Misalnya terjadi handsball atau ada kontak antara beberapa pemain yang sulit dilihat wasit dari kejauhan.
  3. Keputusan yang berkaitan dengan pemberian kartu merah kepada seorang pemain yang melakukan atau terlibat dalam sebuah insiden.
  4. Keputusan identitas yang berkaitan dengan kemungkinan kesalahan yang dilakukan wasit akibat salah memberikan hukuman kepada pemain.

Perlengkapan dan Perkiraan Biaya VAR

 

MOSCOW, RUSSIA - JUNE 21: Video Assistant Refereeing (VAR) Room at the Internatinal Broadcasting Centre on June 21, 2018 in Moscow, Russia. (Photo by Joosep Martinson - FIFA/FIFA via Getty Images)

MOSCOW, RUSSIA – JUNE 21: Video Assistant Refereeing (VAR) Room at the Internatinal Broadcasting Centre on June 21, 2018 in Moscow, Russia. (Photo by Joosep Martinson – FIFA/FIFA via Getty Images)

VAR beroperasi dengan 33 kamera di bawah kendali 13 anggota wasit dan 4 anggota operator. Dari 33 kamera tersebut, 12 kamera di antaranya adalah kamera yang mampu menangkap gerakan super lambat dan 4 kamera lainnya bahkan mampu menangkap gerakan ultra lambat. Lalu terdapat 2 kamera ultra lambat yang ditempatkan tepat di belakang gawang. Sementara 2 kamera lainnya ditempatkan di bagian offside. Dan di sisi lapangan juga terdapat monitor VAR yang digunakan wasit untuk melihat hasil rekaman video jika ada insiden ataupun pelanggaran yang tidak terjangkau oleh pengelihatan wasit. Jadi penempatan VAR sudah disusun sedemikian rupa sehingga nyaris tidak ada satupun celah didalam lapangan yang luput dari pengamatan VAR.

Berbicara mengenai perkiraan biaya, biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan teknologi VAR bisa terbilang mahal. Seperti dilansir dari Yorkshire post, untuk satu pertandingan yang menggunakan VAR akan menghabiskan biaya mencapai 9.251 poundsterling atau sekitar Rp175 juta. Biaya tersebut tidak termasuk biaya untuk tenaga sumber daya manusia yang mengoperasikannya. Dan juga stadion yang digunakan harus memenuhi standar-standar penggunaan VAR dengan kata lain tidak semua stadion dapat menggunakan VAR. Seperengkat alat VAR itu sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu:

  1. VAR, kamera utama pada monitor, digunakan untuk memeriksa atau meninjau insiden pada monitor quad-split. Berada di area lapangan pertandingan agar wasit dapat berkomunikasi dan melihat kejadian secara langsung.
  2. AVAR1, berkonsentrasi pada kamera utama dan memberi tahu VAR tentang siaran langsung jika ada insiden yang diperiksa atau ditinjau.
  3. AVAR3, fokus pada umpan program TV, membantu VAR dalam mengevaluasi insiden, untuk memastikan komunikasi antara VAR dan AVAR2 yang terletak di stasiun offside berjalan dengan baik.
  4. AVAR2, adalah asisten wasit yang terletak di stasiun offside. Tugasnya adalah untuk mengantisipasi dan memeriksa situasi offside potensial untuk mempercepat proses pemeriksaan dan peninjauan VAR.

Kelebihan dan Kekurangan VAR

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan VAR dalam pertandingan sepakbola :

Kelebihan

  1. Menyajikan data yang lebih akurat dalam sebuah pertandingan, sehingga dapat meminimalisir miskomunikasi antara tim yang bermain termasuk penonton. Seperti penggunaan VAR saat pertandingan persahabatan antara Prancis melawan Italia yang mampu memberikan informasi akurat semua detil permainan, yang pada akhirnya dimenangkan Prancis 3-1.
  2. Meminimalisir kontroversi keputusan wasit, yang bisa berimbas pada ketidaksenangan yang tertuju kepada wasit tersebut, karena ada data dan fakta yang melatarbelakangi keputusannya. Seperti pada piala dunia tahun 2018 dimana 20 tindakan kontroversi bisa diselesaikan dengan bantuan VAR sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
  3. Membantu pekerjaan wasit dalam memimpin jalannya pertandingan sepak bola.
  4. Menghilangkan persepsi bahwa adanya kecurangan dari wasit, karena semua keputusannya diambil sesuai kondisi yang sebenarnya. Salah satunya pada Piala Dunia Antar Klub 2016 yang mempertemukan Real Madrid dan Kashima Antlers. Dengan bantuan VAR wasit mampu mengambil keputusan tepat, tanpa dinilai memihak pada salah satu tim.

Kekurangan

  1. Masih terdapat kesalahan dalam video yang ditayangkan, walaupun diklaim semua wasit sudah mengenal VAR dengan baik dan sistem yang digunakan sudah canggih. Sehingga terindikasi merugikan salah satu tim.
  2. Salah dalam pengambilan keputusan karena kesalahan menilai video yang merekam pertandingan di lapangan, dan lagi-lagi dapat merugikan salah satu tim. Salah satunya saat kompetisi piala konfederasi tahun 2017, dimana wasit menganulir gol pemain Cile ke gawang Kamerun karena dianggap offside, padahal setelah dikaji usai pertandingan tidak offside.
  3. Sistem VAR fokus bukan hanya pada sebuah insiden, namun secara total pertandingan, sehingga kemungkinan salah mengambil keputusan masih sangat besar.

Kritik terhadap VAR

Liverpool FC star James Milner lifts the lid on his Manchester City career - Manchester Evening News

Liverpool FC star James Milner lifts the lid on his Manchester City career – Manchester Evening News

Walaupun teknologi hadir dengan beberapa manfaat dan kegunaan, tetapi hal tersebut tidak akan luput dari sebuah kritik, Termasuk teknologi VAR. Sejak awal VAR memang sudah mengundang kontroversi. Banyak pihak yang merasa sepakbola tidak lagi menarik dan natural begitu diatur oleh VAR. Selain dari penggemar sepakbola, kritik terhadap teknologi VAR ini pun secara terbuka disampaikan oleh pelatih dan pemain di liga top dunia.

Berikut ini adalah beberapa kritikan yang pernah disampaikan terkait penggunaan teknologi VAR.

  1. Jamer Milner, pemain Liverpool, menolak adanya VAR karena dianggap merusak atmosfer permainan dalam pertandingan sepak bola
  2. Pada musim 2019/2019, Liga Premier Inggris mendapatkan banyak kesalahan dalam penggunaan VAR. Para pemimpin klub meminta adanya perbaikan mulai dari sisi teknis dan non-teknis, sebelum memutuskan untuk menggunakan teknologi VAR
  3. Pep Guardiola sebagai pelatih dari Manchester City pun pernah menyampaikan kritik terhadap penggunaan teknologi VAR terkait dengan lambatnya wasit dalam mengambil keputusan karena wasit harus melihat hasil rekaman video di pinggir lapangan terlebih dahulu

Sejatinya, Teknologi VAR hanya membantu wasit dalam memberikan sebuah keputusan, dan keputusan mutlak tetap ada di tangan wasit yang memimpin pertandingan tersebut.  Jika wasit ragu dalam sebuah insiden atau pelanggaran yang tidak terjangkau oleh nya, disaat itulah wasit akan menggunakan VAR dengan melihat monitor yang ada di tepi lapangan untuk melihat siaran ulangnya.

Demikianlah informasi terkait segala tentang VAR atau Video assistant referee yang merupakan salah satu teknologi baru dalam dunia persepakbolaan. Seperti kebanyakan teknologi lainnya, VAR juga memiliki beberapa kekurangan. Tetapi, tujuan baik dari Teknologi VAR ini seharusnya mampu mendorong kompetisi sepakbola yang lebih menarik dan lebih baik lagi kedepannya.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi semuanya.

Jadi, Bagaimana Pendapat kamu mengenai Teknologi VAR?

Dan Apakah ada teknologi semacam VAR di dalam cabang olahraga lain?

Sumber : detik.com, kompas.com, olahraganesia.id, desabola.com, idntimes.com, goodmoney.id, cnnindonesia.com

Permanent link to this article: https://www.berilmu.com/blog/segala-hal-tentang-var-video-assistant-referee/